» SAINT LOCO: Ketika ‘roh’ Rock Berkumandang Lewat /Vision For Transition/

SAINT LOCO pernah “dituding” sebagai band rock religius. Pasalnya,
setiap liriknya bertutur soal penyembahan dan kekuatan manusia untuk
bertahan dengan bantuan tangan Tuhan. Hal yang tidak pernah dibantah,
tapi juga tidak pernah diiyakan. Lantaran band pengusung rock ini
membebaskan musiknya dinikmati siapa saja tanpa batas.

Roh Rock itu masih bersinggasana dalam tubuh kalau kita tanyakan kepada
Iwan Hoediarto (gitaris), Gilbert Joshua (bassis), Webster Wilbert
Manuhutu (drummer), Timotius Firman (The Spinner), Yohan Tirta
(vokalis), dan Berry Manoch (MC), mereka jelas tegas-tegas menjawab,
masih ada!

Mereka adalah anak-anak Jakarta yang kemudian sepakt membentuk band hip
metal rock dengan nama *Saint Loco*. Dibentuk 20 September 2002.
Sekumpulan bocah-bocah ini ingin membebaskan dirinya dari himpitan
kerasnya ibu kota. Bagaimana cara mereka untuk ?survive? melewati hari
demi hari dengan hal-hal yang positif. Perkawanan yang tumbuh dari
sekedar teman jalan bareng akhirnya berkembang menjadi persahabatan
saudara senasib.

Personilnya bukan anak-anak baru ngeband. Sebutlah Nyonk yang merupakan
drum session player untuk Glenn Fredly, Project Pop dan sebagainya, Tius
seorang Disc-Jockey yang pernah menjuarai event DJ Battle di tahun 2003
dan Berry yang kerap menjuarai kontes rap di Bandung.

Dua tahun lalu mereka merilis album perdana yang dibneri titel *ROCK
UPON THE TIME.* Jangan kaget, nyaris 80% lagu-lagu dialbum ini dalam
bahasa Inggris dan menelorkan hits /Microphone Anthem/.

Kini, setelah cukup lama “berdiam diri” band asal Jakarta ini merilis
album baru yang diberi titel cukup prestisius *Vision For Transition*.
Untuk isinya, rock yang dibawakan mereka kali ini lebih sing-a-long
dibandingkan album sebelumnya meski tensi tonalitas rock mereka tetap
tinggi. Dengarkan saja “Kedamaian”, sebuah lagu mellow-rock yang
menampilkan seorang vokalis bjorky-melankolis, Astrid. Lagu ini dibuka
dengan dentingan piano dan dihantarkan dalam beat mid-tempo. Kekuatan
lirik bilingual dan karakter vokal Joe dengan Astrid serta MC Berry
menambah padu lagu yang menjadi single pertama album ini.

Hampir seluruh lagu dalam album Vision For Transition dibuat di studio
pribadi milik DJ Tius, Saint Loco kali ini merasa bisa lebih
mengeksplorasi sound dan berkespresi sebebas mungkin. Dengar saja
“Terapi Energi” dari track 2, sebuah lagu yang menampilkan totalitas
bermain musik ala Saint Loco.

Mastering album Vision For Transition ini dikerjakan di sebuah studio
bernama Euphonic Masters yang ada di Memphis , Tennese, Amerika Serikat.
Ditangani langsung oleh Brad Blackwood, seorang insinyur tata suara
kenamaan yang pernah menyabet 9 nominasi Grammy Award dan 6 nominasi
Dove Award sejak tahun 1998. Siap ngerock? *[joko/foto: sonyBMG]*

Tinggalkan komentar